penggilingan padi
Ilustrasi. Foto : Freepik.com

BOGOR-TODAY.COM – Akibat periode kemarau berkepanjangan, sejumlah pengusaha penggilingan padi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terancam bangkrut.

Para pengusaha penggilingan padi telah mengalami kesulitan selama hampir dua bulan dalam mendapatkan pasokan gabah dari para petani. Dan meskipun mereka berhasil mendapatkannya, harganya telah naik hingga dua kali lipat dari harga biasanya.

Selama hampir dua bulan terakhir, penggilingan padi yang dimiliki oleh warga di Desa Cipeucang, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat hampir tidak lagi beroperasi.

Hal ini disebabkan oleh kelangkaan pasokan gabah dari para petani yang biasanya lancar. Kemarau menjadi penyebab utama permasalahan ini.

Para pemilik penggilingan mengakui bahwa situasi ini telah menghantam pendapatan mereka secara signifikan. Mereka yang sebelumnya mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp 10 juta per bulan, kini harus mengeluarkan lebih banyak uang daripada yang mereka peroleh hanya untuk biaya pemeliharaan dan upah pekerja.

BACA JUGA :  Lantik 30 PPK, Sekda Kota Bogor Tegaskan Netralitas dan Sensitivitas

Selain itu, mereka terpaksa harus menjaga mesin tetap beroperasi agar tidak mengalami kerusakan.

Dalam setiap musim kemarau, stok gabah dari petani memang biasanya berkurang, namun harganya masih berada dalam kisaran normal, yaitu antara Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per kuintal. Namun saat ini, harga gabah yang mereka beli telah melonjak menjadi sekitar Rp 800.000 hingga Rp 1 juta per kuintal.

Pemilik penggilingan padi di Bogor, seperti Ajum, mengeluhkan bahwa situasi ini sangat sulit.

BACA JUGA :  Kevin Sanjaya Resmi Putuskan Pensiun Sebagai Atlet Bulu Tangkis

“Paling parah tahun ini, harga gabah biasanya Rp 7.000 per liter, sekarang menjadi Rp 10.000 per liter. Bahkan untuk pasokan yang hanya satu hingga dua karung saja, harganya sudah mencapai Rp 800.000 per kuintal, sedangkan biasanya hanya sekitar Rp 560.000 hingga Rp 600.000. Saya telah mengelola usaha ini selama lebih dari 10 tahun, dan tahun ini merupakan tahun paling sulit yang pernah saya rasakan,” beber Ajum.

Selain berharap agar musim kemarau segera berakhir, pemilik penggilingan padi juga menyerukan pemerintah untuk mengambil tindakan nyata guna menjaga stabilitas harga gabah. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================