pilpres 2024
Komisioner Bawaslu, Lolly Suhenty. Foto : bogor-today.com

BOGOR-TODAY.COMKampanye jelang pemilihan presiden atau pilpres 2024 mulai gencar dilakukan oleh sejumlah capres cawapres hingga calon anggota legislatif. Sejumlah tokoh dan politisi mulai aktif dan semakin intens menggunakan media sosial sebagai platform komunikasi dengan masyarakat.

Menyikapi isu strategis kampanye di media sosial, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) meluncurkan pemetaan kerawanan pemilu di Swiss-Bellcourt Hotel, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/10/2023).

BACA JUGA :  Perumda PPJ Akan Renovasi Pasar Merdeka, Bakal Ada Rooftop Kuliner

Komisioner Bawaslu, Lolly Suhenty memaparkan peta kerawanan yang disusun Bawaslu tersebut mengacu ketentuan Pasal 280 UU 7/2017 tentang Pemilu. Di mana isinya melarang kampanye bermuatan anti-Pancasila dan UUD 1945, menghina SARA, menghasut, mengadu domba, fitnah, dan mengancam yang berbau kekerasan atau melakukan kekerasan.

“Kerawanan kampanye di media sosial dibidik dari Indeks Kerawanan Pemilu (atau disingkat IKP secara umum untuk Pemilu 2024) yang dibuat Bawaslu. Ternyata kejadian paling banyak, paling rawan itu di kabupaten/kota dan provinsi berbeda,” ujar Lolly.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Ayam Goreng Madu yang Praktis dan Lezat

Lolly membeberkan, perbedaan di kabupaten/kota dan provinsi terletak pada jenis muatan kampanye yang beredar ke publik.  Di provinsi, kata Lolly kampanye bermuatan ujaran kebencian paling banyak terjadi di medsos atau 50 persen. Disusul hoax 30 persen, dan SARA 20 persen.

============================================================
============================================================
============================================================