HAMPIR seluruh anak di Indonesia akan melewati fase pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas dan melanjutkan studinya sampai ke perguruan tinggi. Tentu hal ini bertujuan agar sang anak memperoleh masa depan yang baik dan siap bersaing dalam dunia kerja. Disetiap lingkungan, baik di sekolah maupun tempat lainnya pasti terdapat berbagai macam orang dengan kepribadian dan karakternya masing-masing. Kepribadian dan karakter akan terbentuk melalui orang terdekat maupun lingkungannya yang dapat berpengaruh terhadap pendidikan dan masa depan seseorang.
Oleh: Septiar Bashar
Mahasisa Program Studi Peternakan, Strata-1, Universitas Djuanda Bogor.
Disekeliling kita biÂasanya terdapat orang-orang yang suka berdiam diri, berandalan, pemaÂlas, pekerja keras, aktif, memiliki sifat pemimpin, dan lain-lain. Tentunya peran keluarga sanÂgat besar dalam beberapa sifat tersebut, terutama pengaruh dari orang tua. Pepatah bilang “Buah jatuh tidak jauh dari poÂhonnya…†yang berarti apa yang dimiliki anak tidak jauh berbeda dengan Ayah dan Ibunya.
Anak-anak yang memiliki sifat pemimpin bisa jadi orang tuanya hebat dalam memimpin atau seÂlalu memberikan contoh-contoh yang baik terhadap anaknya seÂhingga secara perlahan sang anak akan mengikutinya, sementara anak yang berandalan bisa jadi Ayahnya merupakan seorang preÂman yang selalu dilihat anaknya kala sedang beraksi sehingga sang anak mengikuti apa yang diÂlakukan Ayahnya ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah.
Walaupun kedua hal tersebut tidak sepenuhnya benar, namun apa yang dilihat anak terhadap orang tuanya cenderung akan diikuti, sehingga orang tua haÂrus lebih hati-hati dalam bersikap. Contoh lain dalam hal prestasi, ketika orang tua memiliki prestasi segudang, maka lamÂbat laun sang anak akan mengiÂkutinya. Tidak sedikit anak yang mengikuti jejak orang tuanya, seperti anak yang berwirausaha karena orang tuanya pengusaha atau anak yang menjadi pesepak bola karena ayahnya merupakan pemain sepak bola ternama.
“Bagaimana jika orang tuanÂya tidak memiliki prestasi seperti demikian?†Maka orang tua harus sangat peduli dan hati-hati dalam memberikan pendidikan mauÂpun contoh dan sikap yang akan diberikan kepada sang anak. “Bagaimana jika sang anak tidak ingin mengikuti jejak Ayahnya yang menjadi dokter atau mengiÂkuti Ibunya yang menjadi peÂnyanyi?†Perlu diingat bahwa orang tua tidak baik untuk memaksakan sang anak dalam mengikuti keinginan atau jeÂjaknya, bagaimanapun juga apa yang dicita-citakan anak harus tetap didengar dan selama cita-citanya masih tergolong baik, maka apa salahnya orang tua unÂtuk coba mendukung.
Bayangkan jika pesepak bola terhebat seperti Critiano Ronaldo atau Lionel Messi dipaksa orang tuanya untuk menjadi penyanyi atau menjadi guru dan tidak boÂleh bermain sepak bola, apakah nama mereka akan terdengar seperti sekarang? Atau seandainÂya Reza Rahadian yang meruÂpakan salah satu aktor terbaik di Indonesia dilarang oleh orang tuanya dalam mengÂgeluti dunia perfilm-an dan meÂm a k s a n y a untuk menÂjadi seorang arsitek, apakÂah kita akan melihat kehebatan Reza Rahadian dalam berakting?
Dalam hal lain, orang tua mauÂpun anggota keluarga harus lebih peduli terhadap anggota keluarÂganya mengenai pendidikan dan pergaulan. Anggota keluarga haÂrus lebih protektif terhadap perÂgaulan, memantau anggota keluÂarga lainnya dalam hal pergaulan, dan saling menasehati mengenai masalah pergaulan, karena perÂgaulan yang tidak baik bisa jadi akan menjerumuskan masa deÂpan sang anak seperti keterlibatan narkotika dan seks bebas.
Kecanduan narkotika akan menyebabkan masalah bagi seÂseorang baik dari segi mental maupun kesehatan. Begitu pula dengan seks bebas yang dapat menyebabkan pikiran terus terÂtekan, hamil diluar nikah, aborsi, kasus pembuangan bayi, bahkan sampai ke pembunuhan. TentunÂya kedua hal tersebut akan mengÂhambat pendidikan sang anak, sehingga kita selaku anggota keÂluarga haruslah lebih peduli terÂhadap anggota keluarga lainnya maupun orang yang berada di sekitar kita.
Orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya, maka orang tua haruslah lebih peduli terhadap pendidikan dan masa deÂpan anaknya, serta memberikan contoh dan sikap yang patut ditiÂru oleh sang anak. Orang tua yang baik pasti memberikan contoh yang baik terhadap anaknya, memberitahu kepada anak sulungnya bagaimaÂna menjadi kakak yang baik bagi adiknya sehingga akan terbentuk pula keluarga yang baik.
Jika orang tua menginginkan anaknya untuk tidak merokok, maka orang tua harus mencontoÂhkan bahwa mereka tidak meroÂkok dan mengingatkan pentingÂnya untuk tidak merokok. Jika orang tua menginginkan anaknya untuk menjadi orang sukses, maka orang tua harus menunjukÂkan contoh dan langkah-langkah untuk menjadi orang sukses keÂpada anaknya.
Dalam hal ini semua orang haÂrus saling mengingatkan pentingÂnya peran keluarga terhadap penÂdidikan anak. Pemerintah harus menggalakkan kepada masyaraÂkat mengenai pentingnya hal ini dengan cara mensosialisasikanÂnya. Hal tersebut dapat dilakakuÂkan melalui berbagai media, iklan di televisi, buku praktis tentang “Peran Keluarga bagi Pendidikan Anak†yang disediakan ditempat-tempat tertentu seperti kantor Kelurahan dan sebagainya, serta memberikan pembekalan yang diberikan langsung oleh pemerÂintah kepada masyarakat dalam acara-acara khusus.
Hal ini juga dapat disosialÂisasikan melalui setiap sekolah dengan memberikan pembekaÂlan terhadap orang tua anak dan memberikan buku praktis tenÂtang “Peran Keluarga bagi PenÂdidikan Anak†yang di dalamnya telah berisi langkah-langkah yang baik dalam mendidik anak.
Peran keluarga dan orang tua sangat berandil besar terhadap pendidikan anak karena meruÂpakan orang terdekat dan perÂtama dikenal anak ketika Ia mulai bersosialisasi. Memang, banyak orang berkata lingkungan luar merupakan faktor terbesar dalam pembentukan karakter, pendidiÂkan dan masa depan seseorang, namun peran keluarga merupakÂan pondasi awal seseorang dalam menghadapi lingkungan luar, seÂhingga kita selaku anggota keluÂarga harus sangat peduli terhadap anggota keluarga lainnya. (*)