11043043_10153029644795340_5729824851346249948_nMenurut WHO, terdapat 490.000 perempuan di dunia terkena kanker serviks pada tiap tahunnya. Dan 80 persen di antaranya berada di negara-negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Tiap satu menit muncul kasus baru dan tiap dua menit terdapat satu orang meninggal akibat kanker serviks. Jadi bisa disimpulkan bahwa kanker serviks adalah jenis kanker yang sering menyerang wanita.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Di Indonesia, pada tiap harinya, diperkirakan muncul 40-45 ka­sus baru dan sekitar 20-25 orang meninggal akibat kanker serviks. Berarti tiap bulan Indonesia ke­hilangan 600-750 perempuan akibat kanker serviks. Angka kematian kanker serviks di In­donesia tergolong tinggi dan sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagno­sis. Biasanya kanker sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh ketika seseorang memer­iksakan kondisinya. Inilah penyebab pengo­batan yang dilakukan menjadi makin sulit.

“Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Pada usia berapa pun, semua wani­ta bisa menderita kanker serviks. Tapi penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual antara usia 30-45 tahun. Kank­er serviks sangat jarang terjadi pada wanita berusia di bawah 25 tahun,” ujar Ketua Bidang Pengembangan Profesi PB PAPDI, Dr. dr. Lug­yanti Sukrisman, SpPD, K-HOM, FINASIM.

BACA JUGA :  8 Penyebab Susah Turunkan Berat Badan, Simak Ini

Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah meno­pause. Meski terjadi pendarahan, belum be­rarti Anda menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter. Jika dicurigai ter­dapat kanker serviks, rujukan menemui dok­ter spesialis akan diberikan.

Hampir semua kasus kanker serviks dise­babkan oleh human papillomavirus (HPV), sambung Lugyanti, HPV adalah kumpulan je­nis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat kelamin. HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi penyebab munculnya kanker serviks. “Ada banyak jenis HPV dan sebagian besar adalah virus yang tidak berbahaya. Tapi ada beberapa jenis HPV yang mengganggu sel-sel leher rahim untuk bisa berfungsi secara nor­mal dan akhirnya bisa memicu kanker,” tam­bah wanita berkacamata ini.

BACA JUGA :  Rahasia Orang Jepang Miliki Kulit Mulus dengan Konsumsi Makanan Sehat Ini

Dari banyaknya jenis HPV, ada dua jenis virus HPV yang paling berbahaya, yaitu HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis virus ini yang me­nyebabkan 70 persen kasus kanker serviks. Banyak wanita tidak menyadari telah terinfek­si karena HPV jenis ini tidak menimbulkan ge­jala. Penting untuk menyadari bahwa infeksi ini sering terjadi, meski banyak wanita yang terinfeksi tidak mengalami kanker.

Kondom bisa melindungi dari HPV saat berhubungan seks, tapi tidak selalu sempurna dalam mencegah terjadinya infeksi. Saat ter­infeksi HPV, sistem kekebalan tubuh wanita mencegah virus untuk melukai rahim, tapi pada sebagian wanita, virus HPV bisa ber­tahan selama bertahun-tahun. Hal ini men­gakibatkan sel-sel yang berada di permukaan leher rahim berubah menjadi sel kanker.

Vaksin untuk mencegah infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker sudah tersedia. Vaksinasi HPV yang saat ini ada adalah vaksin bivalen untuk HPV 16 dan 18 atau vaksin kuad­rivalen untuk HPV 6, 11, 16 dan 18. (*)

============================================================
============================================================
============================================================