Untitled-13Nyeri lutut merupakan salah satu keluhan yang banyak dialami orang lanjut usia (lansia). Pada kelompok umur ini, penyebab utamanya adalah osteoartritis atau radang sendi.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Osteortritis (OA), menurut penjelasan dr.Ade Sri Wahyu­ni, spesialis rehabilitas medik, merupakan kerusakannya sendi kronis yang terjadi pada tulang rawan. Rasa nyeri muncul akibat pertemuan antartulang yang dipicu oleh menipisnya tulang rawan. “Sebenarnya radang sendi bisa terjadi di semua sendi tubuh, tapi 60 persennya terjadi pada lu­tut,” katanya.

Sebenarnya penyakit ini rentan dialami orang berusia di atas 45 tahun, meski begi­tu orang yang lebih muda juga bisa mengal­aminya. “Ada beberapa kondisi yang mem­percepat OA, misalnya kegemukan atau sering beraktivitas yang bertumpu pada lutut seperti olahragawan,” kata dr. Ade.

Gejala klinis radang sendi antara lain rasa nyeri bertambah jika melakukan ger­akan, sendi menjadi kaku, bengkak, dan di malam hari rasa nyerinya semakin terasa.

BACA JUGA :  Dipercaya Bisa Bikin Panjang Umur dengan 5 Gerakan Olahraga Ini

Sampai saat ini radang sendi memang belum dapat disembuhkan, meski begitu menurut dr.Ade perburukannya bisa di­perlambat. “Penyakit ini ada grade kepa­rahannya dari satu sampai empat. Dengan beberapa cara bisa dihambat agar tidak jadi grade yang lebih tinggi,” katanya.

Ia menjelaskan, penanganan OA ditu­jukan untuk menghilangkan nyerinya se­hingga pasien bisa tetap aktif. Selain itu, pasien juga diwajibkan melakukan latihan untuk memperkuat otot-otot di sekitar ba­gian sendi yang sakit.

Ada beberapa metode penanganan radang sendi, bisa tanpa obat, khususnya pada nyeri yang ringan, misalnya dengan mengistirahatkan sendi, mengompres ba­gian yang nyeri, hingga latihan fisik dan menggunakan alat bantu.

Sementara itu, penggunaan obat anti nyeri dengan obat yang diminum, baik obat anti nyeri atau pelumas sendi, dituju­kan untuk radang sendi yang sudah lama atau kronik.

BACA JUGA :  8 Penyebab Susah Turunkan Berat Badan, Simak Ini

“Untuk terapi dengan obat, pasien juga bisa melakukan injeksi, baik obat antinyeri yang dikombinasikan steroid, atau pun antiiflamasi. Kelebihan dari injeksi adalah bersifat lokal hanya titik nyeri,” ujarnya.

Suntikan anti inflamasi atau pun mem­blokir saraf nyeri memang bisa memberi­kan hasil yang segera. Pasien tidak lagi merasakan nyeri dan bisa beraktivitas lagi. Manfaat lainnya adalah dapat memperte­bal tulang rawan yang menipis.

Walau demikian, menurut dr. Ade ti­dak semua pasien radang sendi boleh melakukan suntikan steorid. “Pada pasien osteoporosis atau yang sudah memakai steorid jangka panjang tidak disarankan. Selain itu, tindakan ini tidak bisa mengata­si perubahan bentuk pada tulang atau me­nyambung ligamen. Untuk itu diperlukan operasi,” katanya.

============================================================
============================================================
============================================================