DEPOK, TODAY — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan ada 2,7 juta orang InÂdonesia terlibat dalam serangkaian serangan teror. Bahkan jumlah itu belum termasuk pengikut dan simÂpatisan jaringan teroris. “Jumlah itu sekitar 1 persen dari total penÂduduk Indonesia,†kata peneliti ahli dari BNPT, Sidratahta Mukhtar, Rabu (19/1/2016).
Sedangkan orang-orang yang terindikasi berafiliasi dengan ISIS, menurut Sidratahta, jumlahnya mencapai 0,004 persen atau sekiÂtar 1.000 orang. “AnÂgka itu sudah cukÂup besar,†ujarnya.
Berdasarkan data estimasi BNPT, ada sekitar 10-12 jaringan inti teroris yang saat ini berkembang di Indonesia. Namun untuk jaringan sel-sel yang lebih kecil lebih banyak lagi. “Ada kelompok teroÂris yang terdiri hanya enam orang,†ucapnya.
Jaringan teroris ini, menurut SidraÂtahta, sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Bahkan sampai ke pelosok seperti jaringan Santoso yang bergerak di wilayah timur Indonesia. Belakangan ini kelompok yang paling mencuat adalah jaringan Bahrun Naim. Jaringan ini diduga kuat terlibat dalam serangan teror di Jalan M.H. Thamrin. “Jaringannya sudah ada di Jawa, Bima, Aceh, dan wilayah lainnya,†ujarnya.
Perkembangan terorisme di IndoÂnesia, Sidratahta mengatakan eskaÂlasinya begitu tinggi. Di akhir 2014, anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hanya berjumlah 60 orang. SeÂdangkan akhir tahun lalu telah memÂbengkak menjadi seribu orang. Dari jumlah tersebut, diperkirakan yang hijrah ke Suriah sebanyak seratus orang.
Sidratahta menambahkan, mereka yang berangkat ke Suriah umumnya tertarik karena mendapat iming-iming gaji besar. Namun kenyataan yang merÂeka dapatkan ternyata tidak sama. “TaÂhu-tahu mereka tidak menerima gaji sama sekali. Padahal, orang yang jihad ke Suriah berharap pulang ke Tanah Air membawa uang banyak,†ucapnya.
Depok Paling Subur
BNPT juga menyatakan Depok seÂbagai kota yang sangat subur dalam perkembangan teroris. Musababnya, Depok sebagai salah satu kota basis utama Negara Islam Indonesia.
Sidratahta Mukhtar, mengatakan, Depok sebagai kota yang rawan perkembangan teroris di Indonesia. Ditilik dari sejarah, Depok merupakan wilayah berkembangnya NII, yang diÂanggap sebagai penyebar fundamenÂtalis agama. “Depok memang salah satu tempat bersemainya teroris, kareÂna basis NII,†ucapnya.
Bahkan, ia melanjutkan, keÂberadaan kampus-kampus di Depok ikut menyuburkan perkembangan teroris. Salah satu contohnya, kamÂpus Universitas Indonesia, pernah ada seorang mahasiswa sarjana tekniknya yang menyimpan amunisi di sana.
Seorang anggota ISIS yang diduga terlibat kasus teror di Sarinah, BahÂrun Naim, merupakan salah satu maÂhasiswa universitas di Solo. Apalagi, Depok yang kondisinya sudah menjadi kota metropolitan dengan banyak genÂerasi muda. “Teroris sangat berpotensi berkembang dengan keadaan Depok sekarang,†kata Mukhtar.
Mukhtar menambahkan, ada warÂga Depok berdarah Bima, yang diduga telah ikut menjadi anggota ISIS, tewas karena bom bunuh diri. Warga Depok tersebut, tewas sebulan lalu. “BerÂdasarkan info yang kami terima meÂmang benar warga Depok,†ujarnya.
Dia menuturkan teroris di IndoneÂsia sudah banyak yang moderat, dan terafiliasi oleh partai. Teroris moderat, kata dia, banyak yang bergabung denÂgan partai Islam. “Sudah banyak yang moderat teroris saat ini,†tandasnya.
(Yuska Apitya Aji)