Di propinsi Jawa Barat misÂalnya sudah disepakati bersama bahwa MULOK Bahasa Sunda sebagai mata pelajaran pilihan wajib di tingkat SMA. Selain untuk memperkenalkan segala sesuatu tentang Bahasa Sunda (Struktur bahasanya, Tingkatan bahasanya/Undak Usuk*) kepaÂda semua siswa, keturunan asli ataupun pendatang, juga melesÂtarikan Bahasa Sunda di bumi sunda adalah tuÂjuannya. Sudah banyak guru l u l u s a n I n s t i t u t / Faku l t as pendiÂd i k a n y a n g berlatar belakang PendidiÂkan BaÂhasa SunÂda yang berkomÂpeten mengajar di sekolah-sekoÂlah di wilayah Jawa Barat walauÂpun jumlahnya belum memadai untuk memenuhi kebutuhan semua sekolah di propinsi ini.
Unsur budaya yang dapat juga dilestarikan dan dikemÂbangkan di tingkat sekolah seÂlain bahasa adalah adat istiadat, pakaian dan karya seni. Saat ini sudah mulai dianjurkan keÂpada semua warga sekolah dan pegawai kantor pemerintahan di wilayah Jawa Barat untuk menggunakan baju kebaya dan pangsi/raksukan urang sunda pada hari Rabu.
Selain itu, ada mata pelajaran SENI BUÂDAYA yang meruÂpakan mata pelajaÂran wajib Kelompok B di tingkat SMA. Salah satu materi pokok yang diajarkan sesÂuai panduan dalam silabus adalah penyaÂjian karya musik dan pagelaran musik. Guru bidang studi Seni BudaÂya di wilayah Jawa-Barat sudah mulai memasukkan seni budaya lokal sebagai materi pokok misalnya ke dalam satu paket pagelaran/ pertunjukan seni yang berisi :Â Tarian tradisional sunda (misalnya Tari Jaipong, Tari Ketuk Tilu, Tari Digenjring BonÂyok, Tari Siputri Sintren) atau
Permainan tradisional sunda (misalnya Hompilah/ Hompimpah, Kalongking, Bancakan, Sunda Manda, Prepet Jengkol, Paciwit-ciwit Lutung, Cingciripit, Pim-pom Pilem, Sasalimpetan, Ucang-ucang Angge) atau
Upacara adat sunda (misalÂnya Upacara adat Seren Taun, Upacara Adat Pesta Laut, UpaÂcara Sepitan/Sunatan, Upacara Tingkeban)
yang diiringi oleh pelantun lagu sunda dengan alat musik t r a d i s i o n a l sunda (misalÂn y a Ka r i n d Âing, TarawaÂngsa, Jentreng, Kecapi, Angklung, Calung, Celempung, Arumba, Rebab, Suling) dan semua personil yang terlibat dalam pagelaran tersebut memakai pakaian adat sunda. Bahkan di acara sekolah misalÂnya Penglepasan Siswa dan PerÂingatan Hari-Hari Besar menÂgadakan pertunjukan budaya sunda yang melibatkan siswa.
Setiap sekolah di penjuru negeri ini harus tetap memÂperkenalkan atau mengajarkan budaya daerahnya masing-masing kepada siswa-siswanya sebagai keturunan/generasi penerus agar mereka menjadi generasi yang berbudaya dan menjunjung tinggi budayanya.
Catatan * undak usuk yaitu tingkatan bahasa yang berupa bahasa halus/hormat ( digunakÂan dalam suasana resmi atau digunakan saat berbincang denÂgan orang tua atau orang yang kita hormati juga kita gunakan untuk berbicara dengan orang yang belum kita kenal), bahasa loma / sedang(digunakan dalam bahasa sehari-hari saat berbinÂcang dengan lawan bicara yang sederajat/teman),dan bahasa kasar/garihal (digunakan saat marah, ngambek, ngeledek, beÂrantem). Contoh : Saya dalam bahasa sunda halus adalah kurÂing/simkuring ; abdi untuk baÂhasa loma dan aing untuk baÂhasa kasar. (*)