Laba Periode Berjalan menurun minus 12,3 persen menjadi Rp 351,3 miliar pada Kuartal I tahun 2021 dibandingkan Rp 400,4 miliar pada Kuartal tahun lalu yang terutama disebabkan oleh penurunan Pendapatan Keuangan-Neto seperti dijelaskan sebelumnya.

Neraca Keuangan Yang Tangguh

 

Dengan posisi neraca yang kuat-tanpa utang pada bank, Indocement siap menghadapi berbagai tantangan di masa pemulihan ekonomi dengan situasi pandemi yang masih berlanjut termasuk kondisi kelebihan pasokan kapasitas industri semen dan siap berpartisipasi dalam opsi konsolidasi industri semen di masa mendatang.

Menurut Antonius Marcos, perseroan membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp 7,9 triliun. Posisi kas tetap menguat setelah pembayaran dividen (tahun 2019) sebesar Rp 1.841 miliar atau Rp 500/saham yang diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan bulan Juli 2020 dan dividen interim (tahun 2020) sebesar Rp 828 miliar atau Rp 225/saham yang diputuskan pada November 2020.

“Penguatan arus kas dihasilkan dari kinerja operasi dan upaya manajemen yang berkelanjutan dalam meningkatkan modal kerja adalah kunci untuk menjaga neraca keuangan kami yang tangguh,” tandasnya

Menurutnya, dengan posisi neraca yang kuat-tanpa utang pada bank, Indocement siap menghadapi berbagai tantangan di masa pemulihan ekonomi dengan situasi pandemi yang masih berlanjut termasuk kondisi kelebihan pasokan kapasitas industri semen dan siap berpartisipasi dalam opsi konsolidasi industri semen di masa mendatang.

BACA JUGA :  PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar di Pilkada 2024

 

“Seiring dengan pemulihan ekonomi, permintaan semen domestik nasional telah mengalami pertumbuhan positif sejak bulan Februari 2021 dan cenderung menguat pada bulan Maret lalu. Dengan demikian kami optimis untuk kelanjutan pertumbuhan pasar positif akan terus berlanjut di tahun 2021 ini,” katanya.

Perseroan memprediksi kenaikan permintaan semen domestik nasional sebesar plus 5 persen dari tahun 2020 terutama dari pertumbuhan semen curah pada semester ke-2 yang disebabkan dari beberapa hal seperti nilai budget infrastruktur tahun 2021 yang kembali berada pada kisaran sebelum masa pandemik Covid-19.

“Proyek-proyek komersial dan perumahan baru yang akan mulai dari tender-tender yang sedang berlangsung saat ini, pembentukan sovereign wealth funds (SWF) yang akan menarik investasi untuk proyek-proyek infrastruktur utama, dan kemudian efek berkelanjutan dari proyek infrastruktur tersebut yang akan mendorong pembanganun konstruksi zona industri dan pabrik di daerah sekitar,”  harapnya.

 

Indocement juga meyambut baik instruksi Kementerian Pekerjaan Umum Republik dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia untuk penggunaan Semen Hijau (beton) dalam proyek-proyek Infrastruktur dan pemerintah lainnya. “Indocement tentunya siap memproduksi dan memasok produk Semen Hijau tersebut baik dalam bentuk supply produk PCC, Duracem-Slag Cement dan juga jenis semen yang terbaru yaitu Semen Hidraulik yang sama tangguhnya dengan semen OPC yang sudah dikenal saat ini,”

BACA JUGA :  Mulai 8-12 Mei 2024 Polres Bogor akan Berlakukan Ganjil Genap di Jalur Puncak! Simak Ini

“Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia. Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 5.000 orang. Indocement mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 24,9 juta ton semen,” ungkapnya

Sealin itu, Antonius menambahkan, Indocement memiliki sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. (*)