Baca juga : Rektor UI Ari Kuncoro Resmi Mengundurkan Diri Sebagai Wakil Komisaris Utama
Dia juga membantah adanya larangan dari pihak RW untuk menembok rumah itu. Dia mengaku pihak kelurahan, kecamatan, hingga RT/RW setempat tidak pernah sama sekali menghubunginya. Dia pun berjanji akan membongkar tembok itu setelah dia melakukan klarifikasi ke sejumlah pihak.
Amiruddin menegaskan dia membuat tembok itu karena tempat itu sering dijadikan pembuangan sampah. Sesekali, lanjut dia, tempat itu dijadikan untuk menjemur pakaian.
Baca juga : 1000 Pemuda di Kabupaten Bogor Dapat Vaksinasi Gratis
“Saya mau mediasi, saya siap bongkar, tapi saya mau klarifikasi bahwa itu yang saya tutup bukan jalan akses tahfiz, karena memang ada jalannya ke depan. itu saya keberatan, karena dia sering buang sampah, jemur pakaian, kasur di pagar saya. Hanya saya tidak bisa, karena tidak ada bukti,” ucapnya.
Sebelumnya, pintu belakang rumah tahfiz ditembok oleh tetangganya sendiri dengan semen lantaran anak-anak tahfiz dianggap terlalu ribut saat mengaji.
Dikabarkan sebelumnya, Amirudin dikabarkan menutup akses masuk pintu belakang disebabkan merasa terganggu mendengar suara anak-anak saat sedang mengaji tersebut.
Hal itu berdasarkan laporan dari sejumlah warga sekitar kepada pihak RT/RW setempat. Selain itu, anak-anak yang telah selesai mengaji kerap bermain di lokasi.(Yeni/detik/B.Supriyadi).