“Itu yang ingin dijadikan simbol tutup mata Munir menjadi sebuah pergerakan. Dan semoga itu bisa menjadi pemantik lahirnya pergerakan baru, salah satunya dengan melakukan riset tentang Munir. Itu impian kita dari adanya pergerakan ini,” paparnya.

Baginya, penting untuk terus menghidupkan sosok Munir, karena perjuangan dan semangatnya, kepada generasi muda dengan cara memberikan beberapa pertanyaan dasar yang sederhana dan itu memang harus dirintis, ketika para aktivis 98 sudah masuk dan tidak berdaya, ada anak muda yang meneruskan perjuangannya.

BACA JUGA :  Tambah Imunitas Tubuh dengan 8 Makanan dan Minuman Ini

“Misalkan, Munir itu sebenarnya siapa? Itu kan pertanyan paling dasar bagi anak-anak generasi berikutnya dan kita akan menjawab Munir adalah pahlawan HAM Indonesia yang tidak pernah dituliskan oleh buku-buku sejarah yang bisa diakses di sekolah maupun diakademisi manapun,” tegas Acil.

Dengan demikian, bagaimana mengingat keberanian Munir bisa menginspirasi anak-anak muda agar peka dan berani mengemukakan ketidakadilan yang ada di sekitarnya.

BACA JUGA :  Sendi Fardiansyah Optimis 99 Persen Diajak Nasdem di Bursa Bacawalkot Bogor

Jangan sampai, generasi terdahulu masih memperjuangkan keadilan HAM. Bila tak ada regenerasi, maka tak tertutup kemungkinan perjuangan akan berakhir seiring dengan bungkamnya para pejuang oleh umur.

“Itu yang akan kita ceritakan pada generasi selanjutnya bagaimana caranya kita mengenal sosok Munir sebagai pahlawan HAM,” tutupnya. (B. Supriyadi)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================