Muscam Serentak DPD KNPI Kota Bogor, Bima Arya Berbagi Cerita Jadi Wali Kota

Muscam Serentak DPD KNPI Kota Bogor, Bima Arya Berbagi Cerita Jadi Wali Kot

BOGOR-TODAY.COM – Wali Kota Bogor, Bima Arya membuka Muscam Serentak DPD KNPI Kota Bogor. Ia membagikan pengalamannya memimpin selama 10 tahun menjadi Wali Kota Bogor.

“Selama 10 tahun menjadi Wali Kota Bogor saya mengalami 3 kepemimpinan Ketua KNPI, 10 Kapolresta, silih berganti Dandim, Danrem, jajaran pemkot yang awalnya menjadi kasi sekarang sudah menjadi kadis. Selama 10 tahun pemimpin datang dan pergi, pemimpin muda naik yang senior bergeser, purna tugas dan sebagainya. Tidak mudah menjadi pemimpin,” kata Bima Arya di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Rabu (27/3/2024).

Di hadapan para pemuda dan undangan yang hadir, Bima Arya menyebutkan ada tiga hal yang menjadi substansi filosofi pemimpin. Pertama, tantangan terbesar seorang pemimpin yang membedakan antara pemimpin biasa dan luar biasa adalah menyatukan kata dan perbuatan.

BACA JUGA :  RSUD Leuwiliang Hadirkan Dokter Spesialis di Laboratorium Patologi Anatomik

“Tidak mudah. Ikhtiar kita mendekati itu, Insya Allah akan mengantarkan kita menuju pemimpin yang paripurna. Merekalah pemimpin yang sejati,” ungkap Bima Arya.

Kedua, sejauh mana seorang pemimpin mampu menekan kepentingan pribadi. Sejarah dunia dan bangsa Indonesia mencatat, pemimpin yang legendaris adalah pemimpin yang mampu menekan kepentingan pribadi dibawah semuanya. Selama 10 tahun menjadi Wali Kota Bogor, Bima Arya mengaku menekan hal tersebut.

“Tidak mudah. Ketika memberikan keputusan jangan sampai diintervensi oleh kepentingan pribadi, berjuang agar birokrat tidak dipolitisasi, tidak diintervensi oleh kekuatan-kekuatan. Pemimpin harus mandiri dan independen,” tegasnya.

BACA JUGA :  Pemuda di Bogor Nekat Lawan 3 Perampok Usai Mobilnya Dicuri

Ketiga, pemimpin sejati diukur sejauh mana mampu membedakan antara urusan kemanusiaan dan urusan kepentingan. Kepentingan menurut Bima Arya bersifat sementara, sedangkan kemanusiaan bersifat selamanya dan diatas segalanya.

“Jabatan adalah amanah, tidak ada yang abadi. Tapi agama manapun mengajarkan untuk teguh pada silaturahmi dan kemanusiaan. Saya mendoakan semua mampu menempatkan kepentingan pribadi dibawah segalanya, mampu menjunjung tinggi kemanusiaan diatas kepentingan. Pada akhirnya, apapun yang ada di hati kita yang menjadi target, yakinlah bahwa segala sesuatu akan indah pada waktunya bagi yang terus berikhtiar dan berdoa, segala sesuatu akan diminta pertanggungjawabannya,” paparnya.

============================================================
============================================================
============================================================