RPJMD-foto-ilustraasi-internetUPAYA revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor 2013-2018 diklaim Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Syarifah Sofiah karena adanya perubahan penghitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS), sehingga akan ada perubahan dalam capaian-capaian target indikator di 2018 mendatang.

RISHAD N OVIANSYAH
[email protected]

Namun, sumber Bogor Today menyebutkan, perencanaan dalam mewujudkan visi itu kurang maksimal, sehingga membuat setiap indika­tor penciri harus dituntaskan se­cara bersamaan dan memberatkan Pemerintah Kabupaten Bogor.

BACA JUGA :  RPJPD Kota Bogor 2025 - 2045, Kota Sains Kreatif, Maju dan Berkelanjutan

“Seharusnya, sektor-sektor atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang krusial dalam mewu­judkan visi itu, diberikan anggaran ekstra. Tiak apalah anggaran di be­berapa dinas yang tidak terlalu pent­ing dikurangi dulu,” kata sumber tersebut.

Tapi, lanjutnya, yang terjadi sekarang, ingin menjadi kabupaten termaju itu, tidak jelas ingin dilihat dari sektor mana. Pendidikan, kes­ehatan, ekonomi atau infrastruktur? “Harus direncanakan setiap tahun­nya dengan baik. Tahun pertama, misalnya di sektor pendidikan, yasudah, berikan anggaran ekstra dulu disana. Sekarang mau jadi yang terbaik dari sektor mana saja tidak jelas,” tukasnya.

BACA JUGA :  Ketua DPRD Kota Bogor Ucapkan Terimakasih Kepada Bima dan Dedie di Acara Pisah Sambut

Diantara yang berubah meliputi, dari sebelumnya di dalam 25 penciri tercantum seluruh puskesmas terakre­ditasi, menjadi UPT Puskesmas ter­akreditasi. Kemudian penurunan pen­duduk miskin dari sebelumnya ditarget turun di kisaran 7-5 persen, dalam ran­cangan menjadi 8,75-7 persen.

============================================================
============================================================
============================================================