Dalam studi ini, Crume dan rekan-rekan penelitinya melÂibatkan sekitar 1.040 pasangan ibu dan bayi. Pada setiap kehamilan, para penelÂiti meminta para ibu untuk mencatat segala sesuatu yang mereka makan selama 24 jam sebelumnya. Selain itu, tim juga mendata ukuran panjang, berat badan, lingkar kepala serta komposisi lemak tubuh bayi saat lahir.
Separuh responden dalam penelitian tersebut diketahui mengonsumsi hingga 2.025 kalori per hari, separuh lagi mengonsumsi lebih dari jumlah tersebut. Secara keseluruÂhan, rata-rata mereka mengonsumsi 32 persen kalori dari lemak, 15 persen dari protein dan 48 persen dari karbohiÂdrat.
Hasilnya, ditemukan ada perbedaan massa lemak bayi berdasarkan apa yang ibu mereka makan. Setiap kenaikan 100 kalori per hari lemak jenuh dalam diet para ibu, dikaitÂkan dengan sekitar peningkatan 11 gram massa lemak pada bayi mereka.
Demikian pula, setiap kenaikan 100 kalori dari karboÂhidrat dikaitkan dengan sekitar 3 gram tambahan massa lemak bayi.
“Wanita harus paham bahwa kehamilan bukan berarti mereka harus makan porsi dobel. Konsultasikan dengan dokter kandungan untuk tahu seperti apa pola makan yang dianjurkan agar pertumbuhan berat badan bayi tetap seimbang,†imbuh Dr Emily Oken, seorang peneliti keÂsehatan masyarakat di Harvard University, seperti diÂkutip dari Reuters pada Minggu (17/7/2016).