Saat ditangan pedagang juga demikian adanya. Ditambah lagi dengan pedagang dan sekaligus perusahaan penggemuk sapi. Mer­eka mengambil sapi-sapinya yang sudah jadi (bakalan sapi). Pantau berapa banyak sapi yang mereka beli baik dari peternak dan dari impor anak sapi. Dengan cara itu dapat diprediksi berapa jumlah produksi ternak pada perusahaan penggemuk sapi. Jika tidak ter­penuhi, pemerintah harus men­carikan solusi mengatasi masalah produksi ternak tadi.

Misalkan menambah dan mendorong pertumbuhan zonasi ternak baru. Jika pemerintah seri­us kawasan ternak bisa sangat luas dan ternak tidak perlu dikandang­kan. Kita mempunyai perkebunan sawit yang sangat luas. Tersebar kebun sawit dari pulau Jawa, Su­matra dan Kalimantan. Luasan kebun sawit tersebut sebaiknya di­jadikan sebagai zonasi ternak. Pak­an ternaknya juga mudah untuk diambil. Dedaunan dan pelepah sawit tadi bisa dipergunakan un­tuk pakan sapi. Pemerintah sebai­knya memikirkan pengembangan sapi pada perkebunan rakyat dan pemerintah.

BACA JUGA :  PENYEBAB PEROKOK DI INDONESIA TERUS BERTAMBAH

Daging sapi yang dihasilkan juga lebih segar dibandingkan dengan sapi yang sudah ada kare­na dibiarkan lepas secara alami. Sedangkan pada hilirnya, bangun sistem pasar yang benar. Peda­gang-pedagang didata siapa yang beli sapi dilokasi tertentu. Berapa yang dia beli dan dari kelompok peternak mana ia membeli. Peda­gang pengepul sapi tadi akan men­gumpulkan jumlah sapi yang ada pada kelompok peternak. Kemu­dian dipasarkan ke daerah mana sapi tadi.

Dengan cara ini langsung diketahui apakah terjadi penim­bunan sapi hidup atau tidak. Jika ada penimbunan mudah untuk mengawasinya karena terdata dengan jelas. Masalahnya pemer­intah tidak punya data pedagang mana yang beli dan ke kelompok apa. Bahkan ada peternak yang menternakkan sendiri dan tidak terdaftar pada kelompok peter­nak. Peternak yang tidak terdaf­tar dapat mengacaukan harga dan stok daging sapi. Suka-suka saja mau di jual ke siapa dan pasar mana.

Harusnya dengan wadah ke­lompok peternak bisa menjem­batani. Selain itu data siapa yang bermain dipasar. Apakah ada pemain baru atau tidak. Berapa banyak pedagang besar yang me­nampung ternak dari peternak pengepul. Berapa yang sudah di­beli oleh peternak tersebut. Data juga pedagang pengecer dipasar. Berapa banyak pedagang dalam satu pasar dan apakah mereka su­dah menerima daging dari peda­gang pengepul dan pedagang be­sar. Dengan cara seperti ini maka kartel daging sapi tidak ada yang berani melakukannya.

BACA JUGA :  BERGERAK BERSAMA, MELANJUTKAN MERDEKA BELAJAR

Terdeteksi siapa saja yang bermain. Terakhir, kesepakatan harga ditanda tangani bersama baik pedagang pengecer, peda­gang pengepul, pedagang besar, penggemuk sapi, peternak, dam pemerintah. Dengan cara seperti itu akan terhindar dendam da­gang antara mereka. Jangan buat keputusan yang merusak semua sistam pasar. Ingat mereka yang bermain dipasar jangan dimusuhi tetapi jadikan sebagai teman bis­nis sehingga menghindari konflik dan ketegangan sosial. (*)

 

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================